Biasakan Hidup Bersih


Annadzofatu Minal Iman Kebersihan adalah sebagian dari iman. Itulah ajaran agama Islam untuk ummatnya agar senantiasa hidup bersih. Selain rasa nyaman dan sehat, kebiasaan hidup bersih juga akan membuat kita hati-hati soal najis.

Oleh Umi Hazimah Ayu Fadia



Orang yang bersih adalah orang yang menjaga dirinya dari najis. Lalu untungnya apa dong kalau terhindar dari najis?. Keuntungan seseorang yang terhindar dari najis akan sangat ringan untuk melaksanakan ibadah dan tentunya berpahala. Menyadari akan hal ini saya seperti mendapat tantangan baru, ketika dikarunia seorang anak.

Kita sama-sama mafhum jika bayi sampai usia batita (bawa tiga tahun), akan sangat mudah baginya menempelkan najis kepada penghuni rumah terutama sang ibu.

Kondisi seperti inilah yang saya sebut tantangan, karena sebagai ibu tentu saja sedapat mungkin selalu dalam keadaan bebas najis tanpa harus menjauhi anak. Wah, pokoknya betul-betul tantangan baru buat seorang ibu yang baru menjadi ibu.

Saya harus sudah memulai pendidikannya sejak ia lahir, itulah tekad saya sejak si kecil hadir di tengah-tengah kami. Tekad ini pula mewajibkan saya dan penghuni rumah untuk tetap menjagaanya.

Dalam perkembangannnya, budaya bersih yang kita lakukan ternyata berpengaruh bagi si kecil. Si kecil menjadi anak yang sehat dan mampu membedakan sesuatu yang bersih dengan kotor meski ketika itu usianya baru 11 bulan. Biasanya si kecil akan menunjukan ketidaknyamanan karena dirinya kotor dengan cara menunjukan sesuatu itu.

Suatu ketika saya bermain keluar rumah dengan si kecil. Sebagaimana anak-anak lainnya, si kecil masih sering memasukan apa saja ke dalam mulut. Kebetulan ditempat tinggal saya masih banyak yang memelihara ayam sehingga cukup mudah menjumpai kotoran ayam. Tiba-tiba si kecil menarik baju saya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya menunjuk ke arah kotoran ayam yang menempel di bajunya. Kami bangga karena diusianya yang baru 11 bulan, si kecil seperti tahu bahwa itu kotor dan tidak boleh dimakan.

Selain itu, si kecil juga akan menarik saya saat popoknya basah dan menarik tangan saya menuju kamar mandi. Mudah-mudahan kebiasaan ini menjadi pelajaran yang berharga bagi si kecil. Yah paling tidak untuk menjaga dirinya dari penyakit dan najis. ***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Indahnya Menjadi IBU

Kasih Ibu kepada Beta

Tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi

Tak harap kembali

Bagai sang surya menerangi dunia

Ibu adalah sosok manusia yang merupakan perwujudan dari seluruh masyarakat, karena pada hakikatnya semua manusia dilahirkan dari seorang yang bernama IBU. Nyanyian diatas seringkali dinyanyikan pada setiap anak agar selalu ingat akan jasanya seorang ibu yang tentunya tidak dapat terbayarkan oleh apapun jua. Begitu mulianya seorang ibu hingga Rasulullah Muhammad SAW mengatakan bahwa ”Syurga berada dibawah telapak Ibu” Dan ketika seorang sahabat bertanya pada beliau : Siapakah yang harus dihormati pertama oleh kita, Beliau menjawab: Ibu-Ibu-Ibu baru setelah itu Bapak. Kuantitas ibu sebanyak 3x dan bapak hanya Ix. Bahkan dalam al-Qur’an terdapat surat An-Nisa dan Maryam yang mengisahkan tentang seorang Ibu.

Seringkali para ahli mengatakan bahwa Ibu adalah Madrasatul Aulad” (Pendidik anak-anak) yang pertama kali. Baik dan buruknya, Bagus dan tidaknya, berhasil atau tidaknya anak banyak sekali bergantung pada sosok seorang ibu. Mengapa demikian???

Nikmatnya Tugas mulia Kita wahai para ibu ......

Saya adalah seorang ibu yang sekarang berusia 24 tahun. Menikah pada usia 22 tahun dan ternyata Allah langsung memberikan amanah yang merupakan anugerah terindah dengan lahirnya sosok bayi mungil yang cantik jelita. Awal kehamilan, layaknya para ibu pada umumnya yang merasakan berbagai keluhan seperti pusing, mual dan terkadang muntah (ngidam) pada Trimester pertama masa kehamilan. Hal itu normal saja karena perubahan hormon yang ada pada kita. Namun setelah itu pada trimester kedua dan ketiga menjadi kembali normal. Hingga pada saat melahirkan... Subhanallah nikmatnya ketika mendengar tangisan bayi keluar. Rasanya setiap sakit yang pernah ada seketika hilang tergantikan oleh kehadiran sosok bayi mungil yang berada dihadapan kita.

Apakah setelah melahirkan tugas kita selesai??? Ternyata tugas kita masih panjang wahai para ibu... selesai melahirkan kita pun harus memberikan makanan terbaik yang sesungguhnya telah Allah siapkan pada diri kita yakni menyusui. Seperti halnya telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang disusui selama 2 tahun oleh ibu susuan Halimatus Sa’diyah. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi mungil kita baik dari sisi kekebalan/imunitas tubuh ataupun dari kecerdasannya.

Di berbagai penelitian manapun bahkan disetiap produk susu formula selalu tertera ”Asi makanan terbaik untuk bayi” Karena untuk menyiapkan generasi yang tangguh harus sedini mungkin. Dan diantara proses penyiapannya adalah dengan memberikan ASI. Sebagaimana juga Firman Allah SWT

Para Ibu hendaklah menyusukan anaknya selama 2 ( dua) tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.... Dan apabila kamu ingin anakmu disusukan orang lain maka tidak ada dosa bagimu, apabila kamu memberikan pembayaran yang patut. Bertakwalah pada Allah dan ketahuilah Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan ”(Q.s 2:233).

Bagi ibu yang menghadapi kesulitan antara kerja dan menyusui harus membuat keputusan yang jelas, total dan tegas. Anak tidak pernah minta dilahirkan. Ia adalah amanah Allah. Anak membutuhkan penyusuan yang mnusiawi dengan kasih sayang, cinta dan perhatian penuh. Menyerahkan pada susu botol bukanlah tindakan yang bijaksana. Kita harus tetap menyusui atau mempertimbangkan untuk menyerahkan pada ibu susuan sebagaimana ayat diatas.

Setelah kita para ibu melalui proses mengandung, melahirkan dan menyusui. Inilah proses akhir sampai akhir hayat yakni mendidik anak. Mendidik anak tentu tidak semudah membalikan telapak tangan. Bayi umuran 0-3 tahun yang merupakan masa lucu-lucunya tiba-tiba mulai melakukan penentangan dengan banyak berkata tidak, seperti diminta mandi atau makan kadang banyak berkata tidak. Banyak mengatur kita seperti memilihkan pakaian ataupun aktifitas kita. Dan bahkan bisa mengatur apa yang menurutnya baik dan nyaman. Seperti memilih pakaian sendiri, ingin melakukan sesuatu serba sendiri (pakai celana, sepatu, kaos dalam, kerudung dan lain-lain).

Itu baru memasuki usia dini seperti anak saya yang sudah berusia 2 setengah tahun yang biasa melakukan hal tersebut, belum lagi kalo anak menginjak usia remaja dan dewasa. Namun ada yang perlu kita perhatikan, bahwa pada usia 0-10 tahun masa bermain untuk anak. Anak diajari berbagai pengetahuan dan nilai-nilai bahkan ibadah sambil bermain tidak dipaksakan. Sehingga anak melakukannya dengan perasaaan senang. Itulah yang dapat merangsang tingkat perkembangan otak anak. Terlebih pada usia 0-5 tahun yang sering kita kenal dengan golden age yakni masa keemasan bagi otak bayi. Karena bayi bisa menyerap informasi 100%. Sehingga dibutuhkan rangsangan yang banyak dan nutrisi yang baik untuk memaksimalkannya.

Anak pada usia 11 sampai 20 tahun menurut para ahli adalah masa pubertas yakni masa dimana terjadi peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Inilah masa rentan. Karena biasanya anak pada masa ini membutuhkan perhatian orangtua sebagai teman. Tidak mendoktrin tapi memberikan pilihan. Masa mencari jati diri dan pembuktian bahwa dirinya bisa. Sehingga pada masa ini anak sering sekali sulit diatur.

Dan terakhir adalah masa dewasa yakni berkisar diatas 20 tahun masa dimana seharusnya anak sudah menemukan jati diri dan semakin matang dalam bertindak. Masa inilah sebagai hasil dari masa sebelumnya. Jika masa sebelumnya mengalami kesulitan untuk berkembang dengan baik maka hasilnyapun tidak jauh beda dan sebaliknya.

Perasaan kaget atas perubahan yang ada, tapi juga merasa terharu dan bahagia membuat kita berfikir dan merenung bahwa ternyata memang menjadi ibu tidaklah mudah. Subhanallah begitu mulianya Allah memberikan tugas ini untuk kita..Begitu indahnya jika melakukannya dengan hati yang ikhlas, Karena tonggak peradaban ada ditangan para ibu. Untuk membentuk karakter dan kepribadian anak yang berkualitas Dibutuhkan kesabaran luar biasa untuk mengahadapinya. Belum lagi ilmu dan pengetahuan baik tentang kondisi anak ataupun yang lainnya mutlak kita cari dan terus digali.

Serta doa yang terus menerus kita panjatkan pada Allah SWT agar anak kita menjadi sholeh dan sholehah. Bertakwa pada Allah, berbakti pada orangtua dan berguna untuk sesama.Amin. Rabbi habli minas shoolihiin...(3x) harus senantiasa terucap dari mulut kita setiap selesai shalat. Dan lebih afdhal stelah sholat malam. Karena walawbagaimanapun Allah SWTlah yang menentukan anak kita kedepan akan menjadi anugerah atau menjadi fitnat (Naudzubilah).. Wallahu’alam Bisshawab...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS